"Analisis Validitas dan Reliabilitas dalam Pengukuran Self-Confidence: Kajian Literatur dan Perbandingan Instrumen"

 

 

Sabrina Indi Maulana

 

Universitas Negeri Surabaya/Program

Studi Psikologi, Fakultas Psikologi,

Universitas Negeri Surabaya, Surabaya

 

Abstrak:  Self-confidence atau kepercayaan diri adalah dimensi penting dalam psikologi yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan individu, termasuk kemampuan sosial, prestasi akademik, dan keberhasilan karier. Dalam konteks penelitian, penting untuk menggunakan alat ukur yang valid dan reliabel untuk mendapatkan hasil yang akurat dan konsisten. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji literatur terkait validitas dan reliabilitas dalam pengukuran self-confidence. Dengan metode literatur review, artikel ini membahas berbagai pendekatan pengukuran self-confidence, termasuk konsep validitas isi, validitas konstruk, validitas kriteria, serta metode untuk mengevaluasi reliabilitas, seperti konsistensi internal, reliabilitas antar-penilai, dan stabilitas temporal. Hasil kajian menunjukkan bahwa alat ukur seperti General Self-Efficacy Scale memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi, menjadikannya alat yang efektif untuk mengukur kepercayaan diri. Kajian ini diakhiri dengan pembahasan pentingnya validitas dan reliabilitas dalam pengembangan instrumen penelitian psikologi untuk memastikan hasil yang dapat dipercaya.

 

Kata Kunci: Self-confidence, Kepercayaan diri, Validitas, Reliabilitas, Alat ukur.

 

Text Box: Abstract: Self-confidence is an important dimension in psychology that influences various aspects of an individual's life, including social abilities, academic achievement and career success. In the context of research, it is important to use valid and reliable measuring instruments to obtain accurate and consistent results. This article aims to review literature related to validity and reliability in measuring self-confidence. Using the literature review method, this article discusses various approaches to measuring self-confidence, including the concepts of content validity, construct validity, criterion validity, as well as methods for evaluating reliability, such as internal consistency, inter-rater reliability, and temporal stability. The study results show that measuring instruments such as the General Self-Efficacy Scale have high validity and reliability, making them an effective tool for measuring self-confidence. This study concludes with a discussion of the importance of validity and reliability in developing psychological research instruments to ensure reliable results.

    Keywords: Self-confidence, Confidence, Validity, Reliability, Measuring tools.

 

 

 

 

 

 


Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode literatur review, yang bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis secara komprehensif berbagai literatur yang relevan mengenai validitas dan reliabilitas dalam pengukuran self-confidence. Literatur yang digunakan terdiri dari artikel-artikel ilmiah, buku teks, dan laporan penelitian yang memaparkan berbagai alat ukur yang digunakan untuk menilai self-confidence serta uji validitas dan reliabilitas yang dilakukan pada alat-alat ukur tersebut.

Hasil

Berdasarkan hasil kajian literatur yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pengukuran self-confidence menggunakan berbagai instrumen menunjukkan hasil yang konsisten dalam hal validitas dan reliabilitas. Instrumen seperti General Self-Efficacy Scale (GSES) dan Self-Confidence Inventory (SCI) terbukti memiliki validitas konstruk yang sangat baik, yang menunjukkan bahwa keduanya dapat mengukur dimensi self-confidence secara tepat dan komprehensif. Selain itu, instrumen-instrumen ini juga menunjukkan reliabilitas yang tinggi, dengan koefisien alpha Cronbach yang lebih dari 0,80, yang mengindikasikan konsistensi internal yang baik. Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES), meskipun lebih fokus pada pengukuran harga diri, tetap menjadi pilihan populer dalam penelitian yang mengukur self-confidence karena hubungannya yang erat dengan konsep tersebut. Meskipun instrumen ini memiliki 10 item, reliabilitasnya tetap kuat, dengan koefisien alpha Cronbach berkisar antara 0,77 hingga 0,88. Di sisi lain, Coopersmith Self-Esteem Inventory (CSEI) yang lebih panjang dan komprehensif, mengukur self-confidence dari empat dimensi berbeda—personal, sosial, keluarga, dan akademik—menunjukkan validitas dan reliabilitas yang sangat baik. Instrumen ini dapat memberikan gambaran yang lebih mendalam tentang bagaimana self-confidence beroperasi dalam konteks kehidupan individu. Sementara itu, State Self-Confidence Questionnaire (SSCQ), yang lebih spesifik digunakan dalam penelitian olahraga, juga menunjukkan validitas dan reliabilitas yang sangat tinggi, khususnya dalam mengukur kepercayaan diri dalam situasi kompetitif. Secara keseluruhan, hasil dari berbagai alat ukur ini menunjukkan bahwa dengan pemilihan instrumen yang tepat, pengukuran self-confidence dapat dilakukan secara akurat dan konsisten dalam berbagai konteks, baik itu akademik, sosial, atau olahraga.

 

Kriteria

Self-Confidence Inventory (SCI)

General Self-Efficacy Scale (GSES)

Jumlah Item

10

40

Aspek yang Diukur

Keyakinan umum individu terhadap kemampuan menghadapi tantangan.

Kepercayaan diri dalam berbagai situasi, termasuk sosial dan akademik.

Tujuan Pengukuran

Mengukur keyakinan diri secara umum dalam menghadapi tantangan.

Mengukur kepercayaan diri dalam berbagai aspek kehidupan.

Fokus Pengukuran

Pengukuran self-efficacy dan kepercayaan diri umum.

Kepercayaan diri sosial dan akademik.

Validitas

Validitas konstruk tinggi berdasarkan analisis faktor; validitas isi teruji.

Validitas kriteria signifikan terhadap performa akademik dan sosial

Reliabilitas

Alpha Cronbach > 0,80; stabilitas temporal yang baik.

Alpha Cronbach sekitar 0,85; hasil reliabel di berbagai populasi.

Kelebihan

Mudah digunakan, validitas dan reliabilitas tinggi.

Komprehensif dalam mencakup berbagai dimensi self-confidence.

Kekurangan

Tidak mencakup aspek spesifik dari self-confidence individu tertentu.

Membutuhkan waktu lebih lama untuk pengisian.

 

Pembahasan

 

Individu dengan latar belakang yang mendukung cenderung memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi, sehingga mampu bersosialisasi dengan baik. Kepercayaan diri, atau self-confidence, merupakan salah satu aspek penting dalam kepribadian seseorang. Tanpa kepercayaan diri, berbagai masalah pribadi dapat muncul. Kepercayaan diri adalah salah satu atribut berharga yang membantu individu mengaktualisasikan potensi mereka dalam kehidupan sosial. Tingkat kepercayaan diri seseorang juga dipengaruhi oleh keterampilan dan kemampuan yang dimilikinya. Mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi akan lebih mudah berinteraksi dengan rekan-rekannya, menyampaikan pendapat tanpa ragu, serta menghargai pendapat orang lain. Mereka juga mampu bertindak dan berpikir positif saat mengambil keputusan. Sebaliknya, mahasiswa dengan kepercayaan diri rendah akan menghadapi kesulitan dalam berkomunikasi, menyatakan pendapat, dan cenderung merasa tidak mampu bersaing dengan mahasiswa lain.

 

1. Konsep Validitas dalam Pengukuran Self-Confidence

Validitas merupakan indikator utama yang menentukan seberapa baik alat ukur mengukur konsep yang diinginkan. Dalam pengukuran self-confidence, validitas isi adalah langkah awal untuk memastikan bahwa semua aspek kepercayaan diri yang relevan tercakup dalam item instrumen. Validitas isi sering kali melibatkan panel ahli yang mengevaluasi apakah item yang ada sesuai dengan definisi konseptual self-confidence (Cronbach, 1951). Sebagai contoh, Schwarzer dan Jerusalem (1995) memastikan bahwa item dalam General Self-Efficacy Scale mencerminkan keyakinan individu terhadap kemampuannya menghadapi situasi sulit.

Validitas konstruk adalah langkah selanjutnya, yang memerlukan uji empiris untuk memastikan bahwa alat ukur tersebut benar-benar mengukur kepercayaan diri sebagai satu konsep terintegrasi. Analisis faktor konfirmatori (Confirmatory Factor Analysis/CFA) adalah metode yang sering digunakan untuk mengevaluasi validitas konstruk. Sebagai contoh, Chen et al. (2001) menggunakan CFA untuk membuktikan bahwa alat ukur mereka memiliki struktur faktor yang sesuai dengan teori yang ada. Validitas kriteria, di sisi lain, mengacu pada hubungan antara skor alat ukur dengan indikator eksternal, seperti performa akademik atau kesuksesan dalam pekerjaan. Studi oleh Furnham et al. (2002) menunjukkan bahwa skor kepercayaan diri berkorelasi signifikan dengan keberhasilan individu dalam karier.

2. Reliabilitas dalam Pengukuran Self-Confidence

Reliabilitas alat ukur self-confidence mencakup beberapa aspek penting, yaitu konsistensi internal, reliabilitas antar-penilai, dan stabilitas temporal. Konsistensi internal adalah ukuran sejauh mana item-item dalam alat ukur saling berkorelasi, yang sering diukur dengan koefisien alpha Cronbach. Schwarzer dan Jerusalem (1995) menemukan bahwa General Self-Efficacy Scale memiliki koefisien alpha Cronbach lebih dari 0,80, yang menunjukkan konsistensi internal yang tinggi.

Reliabilitas antar-penilai relevan ketika pengukuran melibatkan lebih dari satu orang penilai. Ini memastikan bahwa hasil pengukuran tidak dipengaruhi oleh bias individu tertentu. Stabilitas temporal, yang diukur melalui metode test-retest, adalah sejauh mana skor tetap konsisten dalam periode waktu tertentu. Bandura (1997) menemukan bahwa alat ukur self-confidence memiliki stabilitas temporal yang baik, dengan korelasi yang tinggi antara pengukuran pada dua waktu yang berbeda.

 

 

Simpulan

Berdasarkan kajian literatur yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pengukuran self-confidence memerlukan pemilihan alat ukur yang tepat untuk memastikan hasil yang valid dan reliabel. Berbagai instrumen, seperti General Self-Efficacy Scale (GSES), Self-Confidence Inventory (SCI), Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES), Coopersmith Self-Esteem Inventory (CSEI), dan State Self-Confidence Questionnaire (SSCQ), masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan tergantung pada konteks dan tujuan penelitian. GSES sangat efektif untuk mengukur self-confidence dalam konteks umum, sementara SCI lebih cocok digunakan untuk menilai kepercayaan diri dalam aspek sosial dan akademik. RSES, meskipun lebih fokus pada harga diri, tetap menjadi pilihan populer karena hubungannya yang erat dengan self-confidence. Untuk pengukuran yang lebih mendalam tentang berbagai dimensi self-confidence, CSEI bisa menjadi pilihan yang lebih komprehensif. Sedangkan, SSCQ sangat relevan untuk penelitian yang berfokus pada kepercayaan diri dalam konteks olahraga atau situasi kompetitif. Pemilihan instrumen harus mempertimbangkan tujuan penelitian, konteks penggunaan, serta populasi yang menjadi sasaran pengukuran, agar hasil yang diperoleh dapat menggambarkan self-confidence secara akurat. Dengan demikian, validitas dan reliabilitas alat ukur menjadi faktor penting dalam menjamin kredibilitas hasil penelitian yang berkaitan dengan self-confidence.

Saran

Berdasarkan hasil kajian dan perbandingan alat ukur self-confidence yang telah dibahas, terdapat beberapa saran yang dapat dipertimbangkan dalam pemilihan instrumen untuk mengukur self-confidence. Pertama, jika tujuan pengukuran adalah untuk menilai self-confidence dalam konteks umum atau dalam situasi sehari-hari, General Self-Efficacy Scale (GSES) merupakan pilihan yang sangat baik, karena instrumen ini menunjukkan validitas dan reliabilitas yang tinggi dalam berbagai situasi. Namun, jika fokus pengukuran lebih pada self-confidence dalam konteks sosial atau akademik, Self-Confidence Inventory (SCI) dapat memberikan gambaran yang lebih mendalam meskipun instrumen ini lebih panjang dan membutuhkan waktu lebih banyak untuk diisi. Kedua, jika penelitian berfokus pada hubungan antara self-esteem dan self-confidence, Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) adalah pilihan yang tepat, karena instrumen ini relatif singkat dan mudah diterapkan di berbagai populasi. Namun, instrumen ini mungkin tidak mencakup seluruh dimensi self-confidence yang lebih luas. Untuk pengukuran yang lebih komprehensif dalam berbagai aspek kehidupan (personal, sosial, keluarga, dan akademik), Coopersmith Self-Esteem Inventory (CSEI) dapat menjadi pilihan yang lebih baik, meskipun instrumen ini lebih panjang dan memerlukan analisis yang lebih mendalam. Selanjutnya, jika penelitian atau aplikasi berfokus pada kepercayaan diri dalam situasi kompetitif, terutama dalam konteks olahraga, maka State Self-Confidence Questionnaire (SSCQ) adalah alat yang paling relevan, karena dirancang khusus untuk mengukur self-confidence dalam situasi yang penuh tekanan dan kompetitif, seperti pertandingan olahraga. Terakhir, jika kemudahan penggunaan menjadi prioritas, maka instrumen seperti RSES dengan hanya 10 item dapat lebih praktis untuk diterapkan pada sampel besar atau dalam konteks di mana waktu terbatas. Sebaliknya, instrumen yang lebih panjang seperti SCI atau CSEI lebih cocok untuk penelitian yang membutuhkan pengukuran lebih detail dan menyeluruh mengenai berbagai dimensi kepercayaan diri. Meskipun demikian, pengembangan instrumen pengukuran self-confidence yang lebih spesifik sesuai dengan kebutuhan konteks budaya atau situasi tertentu dapat menjadi langkah penting, mengingat setiap instrumen memiliki keunggulan dan keterbatasan masing-masing. Pengembangan ini dapat mencakup peningkatan validitas isi, penambahan dimensi baru, atau penggunaan pendekatan yang lebih adaptif dalam mengukur kepercayaan diri di berbagai kelompok usia atau budaya. Pemilihan alat ukur yang tepat sangat bergantung pada tujuan penelitian dan konteks pengukuran yang diinginkan, dan dengan mempertimbangkan berbagai aspek tersebut, hasil pengukuran self-confidence akan lebih akurat dan relevan.

 

 

 

 

 

 

Referensi

 

Rosenberg, M. (1965). Society and the adolescent self-image. Princeton University Press. https://doi.org/10.2307/2785517

Coopersmith, S. (1967). The antecedents of self-esteem. W.H. Freeman. https://doi.org/10.1037/10553-000

Harter, S. (1985). Manual for the Self-Perception Profile for Children. University of Denver. https://doi.org/10.1037/t33223-000

Amri, S. (2018). Pengaruh Kepercayaan Diri ( Self Confidence ) Berbasis Ekstrakurikuler Pramuka Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Sma Negeri 6 Kota Bengkulu. 03(02).

Azmi, I. U., & Thamrin, M. (2021). Studi Komparasi Kepercayaan Diri ( Self Confidance ) Siswa yang Mengalami Verbal Bullying dan Yang Tidak Mengalami Verbal Bullying di Sekolah Dasar Indriana Ulul Azmi 1  , Nafi’ ah 2 , Muhammad Thamrin 3 , Akhwani 4. 5(5), 3551–3559.

Lombu, D., & Lase, F. (2023). Membangun Rasa Percaya Diri Individu Dalam Komunikasi Interpersonal. 2(1), 241–251.

Sholiha, S., & Aulia, L. A.-A. (2020). Hubungan Self Concept dan Self Confidence. Jurnal Psikologi : Jurnal Ilmiah Fakultas Psikologi Universitas Yudharta Pasuruan, 7(1), 41–55. https://doi.org/10.35891/jip.v7i1.1954

 

 

 

 

 

Komentar